Berisik.web.id - Public speaking adalah keterampilan penting yang sebaiknya dimiliki oleh setiap mahasiswa. Aktivitas ini bukan hanya sekadar berbicara di depan umum, melainkan juga tentang bagaimana menyampaikan pesan dengan percaya diri, efektif, dan menarik. Bagi sebagian orang, berbicara di depan umum terasa mudah seperti mengobrol biasa. Namun, bagi sebagian lainnya, public speaking bisa jadi momok yang menegangkan dan menakutkan, terutama saat harus presentasi di depan dosen atau teman-teman sekelas.
![]() |
Tips Public Speaking |
Rasa gugup adalah hal yang wajar, bahkan dialami oleh para
profesional. Namun, bukan berarti rasa gugup itu tidak bisa diatasi. Dengan
latihan yang konsisten dan pendekatan yang tepat, siapa pun bisa menjadi
pembicara yang percaya diri dan menginspirasi. Berikut ini adalah tujuh tips
jitu public speaking agar kamu enggak gugup saat presentasi di kampus atau
forum lainnya.
Pertama, kenali audiens dan topik presentasimu. Salah satu
langkah awal yang penting sebelum tampil di depan publik adalah memahami siapa
yang akan menjadi pendengarmu. Apakah audiensmu adalah teman sekelas yang usil,
dosen yang tegas, atau panelis seminar yang serius? Setiap jenis audiens
membutuhkan pendekatan yang berbeda. Jika kamu mempresentasikan hasil riset
atau proposal, tentu kamu harus tampil lebih formal dan serius. Namun, jika
hanya berbagi ide dalam forum diskusi santai, kamu bisa membawakan materi
dengan gaya yang lebih kasual dan ringan. Selain mengenali audiens, kamu juga
harus benar-benar memahami topik yang akan disampaikan. Jangan sampai kamu
hanya membaca materi tanpa mengerti isinya, karena itu akan mudah terbaca oleh
audiens dan bisa membuatmu semakin gugup.
Kedua, latihan terus menerus adalah kunci utama menguasai
public speaking. Banyak orang berpikir bahwa public speaking hanya butuh
keberanian, padahal lebih dari itu, kamu perlu banyak latihan. Latihlah
presentasimu sesering mungkin. Bisa di depan cermin, bersama teman, atau bahkan
di depan keluarga. Semakin sering kamu latihan, semakin kamu mengenali alur
presentasi dan semakin kecil kemungkinan kamu lupa materi atau panik di
tengah-tengah penyampaian. Selain itu, latihan yang rutin juga membentuk otot-otot
memori yang membantu kamu tampil lebih natural saat hari-H.
Ketiga, rekam dirimu saat berlatih. Meskipun terasa
canggung, merekam latihanmu dengan video atau audio bisa sangat membantu. Dari
rekaman tersebut, kamu bisa melihat bagaimana ekspresi wajahmu, bahasa tubuhmu,
nada suara, serta seberapa jelas penyampaianmu. Kadang kita tidak menyadari
bahwa kita terlalu cepat berbicara, menghindari kontak mata, atau terlalu
banyak gerakan tangan yang mengganggu. Dengan menonton rekaman, kamu bisa
memperbaiki kekurangan dan memperkuat bagian yang sudah baik. Kamu juga bisa meminta
teman atau mentor untuk memberikan evaluasi terhadap performa kamu dari rekaman
tersebut.
Keempat, persiapkan materi presentasi dengan baik. Jangan
hanya mengandalkan slide atau catatan panjang yang kamu baca selama presentasi.
Sebaliknya, buatlah poin-poin penting yang terstruktur rapi dan mudah kamu
ingat. Kamu bisa mencatat ide utama, tujuan presentasi, poin-poin penting dari
pembahasan, dan bagian-bagian yang kamu anggap sulit untuk diingat. Dengan
begitu, kamu akan lebih fokus saat berbicara dan tidak perlu membaca secara
verbatim. Catatan yang terorganisir akan membantumu menjaga alur presentasi
tetap konsisten dan mencegah kamu keluar jalur.
Kelima, pahami betul isi materi yang akan kamu sampaikan.
Rasa percaya diri muncul ketika kamu benar-benar menguasai topik presentasi.
Jika kamu hanya menghafal tanpa memahami isi, kamu akan mudah terpeleset dan
kehilangan arah saat ada gangguan kecil. Memahami materi bukan hanya membuatmu
lebih pede, tapi juga membantumu menjawab pertanyaan dari audiens dengan tepat.
Bahkan jika ada bagian yang terlewat, kamu bisa dengan cepat menyesuaikan diri
dan tetap mengalir dalam menyampaikan informasi.
Keenam, berbicaralah dengan percaya diri dan hindari filler
words. Banyak pembicara pemula sering menggunakan kata-kata seperti “eh”,
“umm”, “jadi”, atau “kayak” saat mereka berpikir atau merasa gugup. Ini justru
membuat audiens merasa tidak nyaman dan mengganggu kelancaran presentasi.
Biasakan diri untuk diam sejenak jika kamu butuh waktu berpikir, daripada
menggunakan filler words. Diam bukan berarti kamu tidak siap, justru
menunjukkan bahwa kamu sedang menyusun kata-kata dengan hati-hati. Selain itu,
gunakan nada suara yang mantap dan intonasi yang bervariasi untuk menjaga
perhatian audiens.
.jpg)
Ketujuh, perhatikan bahasa tubuh atau body language saat
kamu berbicara. Komunikasi non-verbal sama pentingnya dengan kata-kata yang
kamu ucapkan. Postur tubuh yang tegap menunjukkan kepercayaan diri, sedangkan
postur membungkuk bisa menunjukkan rasa takut atau tidak nyaman. Hindari
gerakan-gerakan tidak perlu seperti menyilangkan tangan, memasukkan tangan ke
saku, atau menunduk terlalu sering. Sebaliknya, gunakan gerakan tangan yang
terbuka, tatap mata audiens secara bergantian, dan sesekali berikan senyuman
untuk mencairkan suasana. Senyuman yang tulus di awal presentasi bisa membantu
mengurangi ketegangan dan menciptakan koneksi emosional dengan audiens.
Dengan menerapkan tujuh tips di atas secara konsisten, kamu
bisa menjadi pembicara yang lebih percaya diri dan profesional. Rasa gugup
adalah hal yang alami, namun jangan biarkan rasa itu menguasai kamu. Persiapan
yang matang, pemahaman materi yang mendalam, serta latihan yang konsisten akan
membuatmu lebih tenang dan siap menghadapi audiens.
Ingatlah bahwa public speaking bukan hanya tentang kamu,
tetapi juga tentang bagaimana kamu bisa menyampaikan pesan yang penting kepada
audiens. Jika kamu mampu fokus pada pesan dan manfaat yang akan mereka terima,
kamu akan lebih mudah melupakan rasa gugupmu. Jadi, teruslah belajar, teruslah
latihan, dan jadikan public speaking sebagai bagian dari perjalanan
pengembangan dirimu sebagai mahasiswa dan calon profesional masa depan.